Setiap hari aku selalu pulang kuliah menggunakan angkot. Dan dari situlah terselip kisah antar para pengamen dan penumpang yang ada di angkot. Meski sebenarnya kita tahu bahwa bukan hanya di angkot, kita akan temukan pengamen. Sore tadi aku berfikir, ada seorang pengamen menyanyikan lagu “Terbaik Untuk Ayah” dengan suara yang cukup merdu dan aku rasa dia pantas untuk mengikuti kontes menyanyi atau ajang pencarian bakat di televisi. Setelah dia puas membawakan satu lagu hingga selesai. Dia melepaskan topi dan menyodorkannya ke para penumpang. Wajar sih jika memang banyak yang menyumbangkan uang recehnya kepada sang pengamen itu. Karena suaranya memang bagus dan menghibur. Lain lagi ceritanya dengan para pengamen yang melalu-lalang di setiap lampu merah. Jika dibilang sebagai pengamen sih aku rasa tidak pantas. Karena dandannya begitu brutal sepert...