Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Cukup Menulis

Barisan syairku memang tak seindah Kahlil Gibran Pun tak seapik Chairil Anwar Tapi bolehkah aku belajar? Hingga setidaknya mampu dibaca saja Dan bermakna penuh manfaat Karena aku memang bukan pelajar jurusan sastrawan Tetapi Andrea Hirata seorang dari fakultas ekonomi Tulisannya melegenda seantero negeri Yang aku tahu… Menjadi penulis hebat bukanlah ahli di bidangnya atau belajar sesuai bidang Namun, bakat atau minat yang rela diasah Yang mau menulis kapanpun ia mau Yang mau menulis ketika inspirasi menjerat Maka membacalah jika mau menulis Maka tengok lingkungan sekitar jika mau menulis Meski tidak beraksi, setidaknya menginspirasi Boleh mengkritisi asal tidak menghakimi Karena kini hidup di zaman demokrasi Maka bebas saja apa yang mau diperbuat Lakukanlah apa yang dimau

Kicauan Pagi

  Pagi itu saya tersadarkan oleh Bapak berseragam coklat dengan banyak simbol. Dengan menggunakan toa, beliau berkicau menegur para pengendara yang tak taat aturan. "Yang muda yang tua sama saja, yang tua tidak mau mengingatkan, yang muda tidak mau belajar. Mau jadi apa semuanya?!"katanya. "Kalau mau cepet, ya berangkat subuh!" lanjutnya. Kemacetan akibat lampu merah di perempatan jalan membuat para pengendara khususnya sepeda motor bertindak semaunya. Mereka mencari jalan pintas dengan melintasi trotoar yang seharusnya area yang digunakan pejalan kaki, ada juga yang melewati ruko agar sampai lebih dahulu. Saya heran dengan orang Indonesia. Seakan sabar tak pernah melekat dalam kehidupannya.    Meski pemerintah membuat peraturan sebagus apapun, dirasa tak menimbulkan dampak apapun. "Aturan dibuat untuk dilanggar" itu slogan yang pantas untuk ditempel di setiap sudut jalan raya.    Negara maju seakan jadi bayangan yang sulit diraih. Sistem yang terstruktu...

Kurangnya Kepedulian terhadap Sesama

   Siang ini lumayan terik, hingga membuat ku singgah di pelataran masjid kampus. Disana ada beberapa pepohononan yang lumayan sejuk jika diam disana. Aku terduduk sambil membaca sebuah buku sambil menunggu jam kuliah tiba. Nampak ada pemandangan yang membuat hatiku tergugah untuk menulis.    Seorang wanita paruh baya membawa sekantong plastik warna hitam yang didalamnya terdapat aneka makanan seperti pastel, snack, dan lainnya. Wanita itu duduk agak berjauhan denganku. Tapi yang membuatku terhenyak, tak ada seorang pun yang membeli jajanannya termasuk juga aku yang tidak membelinya hehe.    Ternyata masih banyak orang yang belum mempunyai rasa peduli terhadap sesama. Karena ketika kuperhatikan orang-orang di sekeliling, tidak ada yang melirik sama sekali dengan jajanan yang dijual ibu itu. Setelah beberapa menunggu, akhirnya ibu itu pun pergi. Mungkin ia menyerah karena tidak ada yang beli. Sebenarnya aku merasa kasihan, namun ternyata rasa peduliku masi...