Padahal baru saja
semester satu, tetapi dia sudah mengeluh ingin berhenti kuliah. Entah kenapa.
Katanya sih karena capek, pusing banyak tugas. Memang dia bukan termasuk anak
yang pintar di kelas. Setiap ada tugas pasti dia mencontek ke teman lain.
Kadang saat aku bertanya tentang tugas, dia pun tidak tahu.
Seharusnya dia
bersyukur karena telah diberi anugerah untuk bisa melanjutkan sekolah yang lebih
tinggi. Tapi kenapa dia sia-siakan. Lain halnya dengan aku, yang tekad hati
ingin sekolah tapi biaya pas-pasan. Tidak tahu ke depan akan seperti apa. Apa
mungkin aku akan Drop Out dari kampus karena kendala biaya. Mungkin saja kan.
Orang tua bersusah
payah cari uang agar anak-anaknya bisa mengenyam pendidikan yang lebih tinggi.
Tapi apa balasan anak. Kuliah cuma main-main doang. Yang masuk kuliah cuma buat
ngisi absen. Dan di kelas gak dengerin dosen, malah asyik-asyikan ngobrol atau
main gadget. Ada apa sih dengan mahasiswa jaman sekarang. Apa sudah tidak ada
lagi calon pemimpin negeri ini? Apa tidak ada lagi yang bercita-cita menduduki
kursi kerajaan pengganti Pak Jokowi?
Kebanggaan orang tua
terletak pada keberhasilan sang anak. Baik dalam melaui proses pendidikan
ataupun memperoleh karir yang cemerlang. Akan tetapi tidak bagi sebagian anak
yang belum tahu seberapa besar pengorbanan orang tua terhadap kita.
“Sukses Semuda
Mungkin”. Kalimat yang sering dilontarkan para pebisnis muda. Mereka beranggapan
kalo sukses bisa didapat ketika muda, buat apa nunggu tua. Aku setuju dengan
mereka. Tapi aku masih belum dapatkan sekarang. Mungkin karena masalah waktu.
Atau aku belum punya cukup kemauan untuk mengubah jalan hidup.
Komentar
Posting Komentar