Apakah hiburan memacu kita untuk beramal? Seperti konser yang digelar untuk menggalang donasi. Artinya uang yang orang-orang sumbangkan itu bukannya karena terpaksa ya? Orang-orang itu bisa dikategorikan bukan orang baik, karena orang baik sesungguhnya memberi tanpa pamrih. Tak perlulah konser-konser musik untuk menghibur, toh di hp kita masing-masing sudah banyak lagu yang 24 jam siap diputar ketika butuh hiburan.
Konsernya memang gak salah. Waktunya yang salah. Menggelar konser di situasi seperti ini tentu saja menimbulkan pro dan kontra. Apalagi kegiatan yang dilakukan setelah konser. Pemerintah setiap hari bilang suruh di rumah saja, kalau ke luar rumah pakai masker, social distancing. Tapi kok pemerintah melanggar aturan yang dibuat sendiri ya?
Katanya Pembatasan Sosial Berskala Besar, namun tempat pengundang keramaian pun masih dibuka. Loh itu kenapa? Menurutku, setelah PSBB dengan sebelum PSBB aturannya sama saja. Pasar-pasar dibuka dan selalu ramai setiap hari orang berdesak-desakkan.
Aturan mudik tidak boleh, tapi kalau pakai surat boleh. Bukankah itu menimbulkan kerancuan? Padahal dulu bilangnya semua tidak boleh mudik tanpa terkecuali. Kenapa sekarang melemah begitu aturannya?
Katanya orang-orang gak boleh ibadah berjamaah di masjid. Itu masjid mana? Di tempatku, masjidnya masih dibuka selama Ramadhan. Orang setiap hari solat tarawih, dan minggu kemarin sudah mulai solat jumat.
Oh iya, karena disuruh berdamai dengan pandemi. Berarti PSBB boleh dilonggarkan ya? Tak pedulilah kalau setiap hari jumlah kasus terus bertambah. Sudah kepayang soalnya gak ada habisnya. Begitu ya?
Baiklah, karena kami hanya rakyat kecil ya kami nurut saja apa aturan pemerintah.
Konsernya memang gak salah. Waktunya yang salah. Menggelar konser di situasi seperti ini tentu saja menimbulkan pro dan kontra. Apalagi kegiatan yang dilakukan setelah konser. Pemerintah setiap hari bilang suruh di rumah saja, kalau ke luar rumah pakai masker, social distancing. Tapi kok pemerintah melanggar aturan yang dibuat sendiri ya?
Katanya Pembatasan Sosial Berskala Besar, namun tempat pengundang keramaian pun masih dibuka. Loh itu kenapa? Menurutku, setelah PSBB dengan sebelum PSBB aturannya sama saja. Pasar-pasar dibuka dan selalu ramai setiap hari orang berdesak-desakkan.
Aturan mudik tidak boleh, tapi kalau pakai surat boleh. Bukankah itu menimbulkan kerancuan? Padahal dulu bilangnya semua tidak boleh mudik tanpa terkecuali. Kenapa sekarang melemah begitu aturannya?
Katanya orang-orang gak boleh ibadah berjamaah di masjid. Itu masjid mana? Di tempatku, masjidnya masih dibuka selama Ramadhan. Orang setiap hari solat tarawih, dan minggu kemarin sudah mulai solat jumat.
Oh iya, karena disuruh berdamai dengan pandemi. Berarti PSBB boleh dilonggarkan ya? Tak pedulilah kalau setiap hari jumlah kasus terus bertambah. Sudah kepayang soalnya gak ada habisnya. Begitu ya?
Baiklah, karena kami hanya rakyat kecil ya kami nurut saja apa aturan pemerintah.
Komentar
Posting Komentar